Denpasar - Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard dijadwalkan akan menghadiri peringatan sepuluh tahun Tragedi Bom Bali I, Jumat, 12 Oktober 2012 yang dipusatkan di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Jimbaran.

"Panitia dan Pemerintah Australia telah melakukan audiensi nanti akan hadir 800 hingga 1000 orang warga Australia ke GWK, termasuk Perdana Menteri Australia," kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah Bali, Brigadir Jenderal Polisi Ketut Untung Yoga Ana, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, selain perdana menteri, mantan perdana menteri, Kepala Kepolisian Federal Australia, 60 pejabat senior pemerintah, 25 polisi senior, staf Kedutaan Besar Australia di Jakarta hingga politis negeri kangguru itu juga dijadwalkan hadir.

Untuk pengamanan perdana menteri, lanjut Untung Yoga Ana, akan dilakukan sesuai dengan pengamanan "very Very Important Person-VVIP" berkoordinasi dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Dia memperkirakan sekitar 4.000 orang akan memadati upacara peringatan Bom Bali I itu, termasuk dihadiri para keluarga korban baik dari Australia, Warga Negara Indonesia (WNI), maupun beberapa negara lainnya.

Menurutnya sekitar 1.000 personel polisi disiagakan di areal peringatan yakni di GWK Jimbaran, dan Monumen Tragedi Kemanusian peledakan Bom 12 Oktober 2002 di Jalan Legian, Kuta.

"Kami mengharapkan dukungan masyarakat bahwa peringatan itu bukan untuk memperingati bom, tetapi mengenang momen yang menjadi keprihatinan untuk meningkatkan kewaspadaan ke depan," katanya.

Selain mengerahkan personel, Polda Bali juga akan menempatkan beberapa alat deteksi atau "metal detector", dan gegana termasuk bantuan tambahan pengamanan dari Mabes Polri.

Nantinya, dalam peringatan itu akan dilakukan dengan kegiatan doa, dan peletakan karangan bunga.

Pemerintah Australia, lanjut Untung Yoga Ana, menyatakan bahwa peringatan sepuluh tahun peristiwa kelabu itu akan menjadi peringatan yang terakhir untuk diperingati. (Ant)