"Tapi angka itu masih bisa ditekan lagi, jumlah penduduk miskin di Bali masih bisa dikurangi," kata Pastika di Denpasar, Senin (25/6).
Dalam pengarahannya pada acara Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Bali, Gubernur mengatakan, penurunan angka kemiskinan juga tergantung kepada kebijakan-kebijakan pemerintah.
Di Bali, kata dia, untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Provinsi Bali telah meluncurkan sejumlah program penanggulangan kemiskinan, seperti Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), Bedah Rumah dan yang terbaru Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu).
Menurut Gubernur, kemiskinan masih menjadi prioritas utama untuk diperhatikan. Itu mengingat kemiskinan akan berdampak besar jika tidak ditanggulangi. Kemiskinan sebutnya, bisa berdampak pada menurunnya kualitas SDM, kecemburuan sosial dan meningkatnya angka kriminalitas.
"Kemiskinan bisa menyebabkan hilangnya martabat manusia, sehingga orang miskin cenderung dipinggirkan, ditempatkan di belakang dan dan menyebabkan mereka menjadi minder," katanya.
Sementara itu, terkait upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali, Pemerintah Provinsi Bali mengucurkan dana hibah untuk bantuan sosial (bansos) kepada Kabupaten Karangasem pada 2012 sebesar Rp135,4 miliar. Dana tersebut disalurkan kepada 1.480 desa pakraman (adat) serta 2.707 subak dan subak abian.
Kepala Seksi Adat Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ida Bagus Adnyana mengatakan, bantuan kepada desa adat itu masing-masing sebesar Rp 55 juta dan bantuan kepada subak mapun subak abian sebesar Rp 20 juta setiap tahunnya. Pembinaan itu katanya, dilakukan sebagai upaya menghindari terjadinya penyimpangan penggunaan dana bansos.
Tidak ada komentar: