Gianyar - Bali Devata akhirnya mampu merebut poin penuh di kandang. Tim Laskar Dewata mengakhiri paceklik kemenangan setelah menundukkan tim juru kunci Cendrawasih Papua 3-1 (0-0) dalam lanjutan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Kapten Wayan Dipta, Gianyar, Minggu (8/5) kemarin.
Ini merupakan raihan tiga angka pertama setelah gagal merebut kemenangan dalam empat pertandingan kandang dan tandang. Sebelumnya, Bali Devata berturut-turut ditahan Tangerang Wolves 2-2 di kandang, ditundukkan Bogor Raya 0-2 (tandang), diimbangi Minangkabau FC 1-1 (kandang) dan dipecundangi PSM Makassar 2-3 (kandang).
Bali Devata kini mendulang poin 25 dari 16 pertandingan hasil tujuh kali menang, empat seri dan lima kalah. Tim Laskar Dewata melonjak ke urutan kelima klasemen sementara dari posisi ke-11 sebelumnya. Mereka berada di bawah Persema Malang (39), Persebaya 1927 (33), Batavia Union (26), Medan Chiefs (26) dan PSM Makassar (25).
Tim tuan rumah mengurung benteng pertahanan Cendrawasih Papua yang digalang Daniel Wilikinson, Rolla Madouw, Ayub Malamba, dan Eddy Mandosir sejak awal laga. Sayangnya, seabrek peluang emas yang dihasilkan tidak membuahkan gol.
Tercatat Made Dwi Arya Dana gagal menuntaskan umpan Gede Jeno Wilyantara pada menit ke-12. Kemudian pada menit ke-17 walu tinggal berhadapan dengan kiper Dennis Romanovs tetap gagal membuat gol. Pada menit ke-29 dan 32 giliran Jeno gagal membobol gawang lawan. Arya Dana kembali tidak beruntung pada menit ke-36 dan menit ke-39.
Gol kemenangan Bali Devata baru lahir dari titik putih pada menit ke-54 saat turun hujan lebat. Berawal dari Ilja Spasojevic yang dijatuhkan stoper lawan Daniel Wilikinson di petak keramat, sehingga wasit Drage (Macedonia) memberikan penalti kepada Bali Devata. Ilja yang menjadi algojo sukses memperdaya penjaga gawang Romanovs asal Rusia.
Gol kedua Bali Devata lahir dari sontekan Nyoman ''Rafik'' Armawan pada menit ke-69 atau baru semenit menggantikan Mulky Alifa Hakim. Made Dwi Arya Dana memperbesar kemenangan tuan rumah menjadi 3-0 lewat gocekannya pada menit ke-72. Cendrawasih mempertipis kekalahan melalui bomber Fred Agius yang memperdaya kiper Bali Devata, Ngurah Komang Arya Perdana, pada menit ke-80.
''Kemenangan ini kami persembahkan buat suporter dan masyarakat pencinta bola di Bali,'' ucap Asisten Manajer Bai Devata, Ryan Ishak Tayeb, usai pertandingan. Sementara manajer tim I Made Raymond menyatakan kemenangan diperoleh berkat perubahan formasi yang diterapkan oleh pelatih Willy Scheepers.
"Pada pertandingan ini kami pakai 4-4-2. Di babak pertama tim masih kelihatan kurang padu, namun banyak peluang," jelasnya. Pada laga-laga sebelumnya Bali Devata biasa menggunakan formasi 3-4-3 atau 4-2-3-1. Skema 4-4-2 dicoba setelah Ali Parhizi yang keluar dari tim.
Di kubu Cendrawasih, manajer tim Benny Jensenem mengatakan, wasit memberikan hukuman penalti kepada pasukannya berkat kepintaran pemain Bali Devata berpura-pura jatuh di lapangan.
Sementara itu, Ali Pharizi yang dikeluarkan dari tim bersama Darma Putra karena dinilai tidak memberi kontribusi kepada Bali Devata, menanyakan alasan pemecatan dirinya oleh pelatih. Ali juga tidak mau pindah atau bergabung dengan tim luar Bali. ''Sudah jatuh cinta dengan Bali dan suporter Laskar Dewata,'' kilah pemain asal Iran itu. (022)
Ini merupakan raihan tiga angka pertama setelah gagal merebut kemenangan dalam empat pertandingan kandang dan tandang. Sebelumnya, Bali Devata berturut-turut ditahan Tangerang Wolves 2-2 di kandang, ditundukkan Bogor Raya 0-2 (tandang), diimbangi Minangkabau FC 1-1 (kandang) dan dipecundangi PSM Makassar 2-3 (kandang).
Bali Devata kini mendulang poin 25 dari 16 pertandingan hasil tujuh kali menang, empat seri dan lima kalah. Tim Laskar Dewata melonjak ke urutan kelima klasemen sementara dari posisi ke-11 sebelumnya. Mereka berada di bawah Persema Malang (39), Persebaya 1927 (33), Batavia Union (26), Medan Chiefs (26) dan PSM Makassar (25).
Tim tuan rumah mengurung benteng pertahanan Cendrawasih Papua yang digalang Daniel Wilikinson, Rolla Madouw, Ayub Malamba, dan Eddy Mandosir sejak awal laga. Sayangnya, seabrek peluang emas yang dihasilkan tidak membuahkan gol.
Tercatat Made Dwi Arya Dana gagal menuntaskan umpan Gede Jeno Wilyantara pada menit ke-12. Kemudian pada menit ke-17 walu tinggal berhadapan dengan kiper Dennis Romanovs tetap gagal membuat gol. Pada menit ke-29 dan 32 giliran Jeno gagal membobol gawang lawan. Arya Dana kembali tidak beruntung pada menit ke-36 dan menit ke-39.
Gol kemenangan Bali Devata baru lahir dari titik putih pada menit ke-54 saat turun hujan lebat. Berawal dari Ilja Spasojevic yang dijatuhkan stoper lawan Daniel Wilikinson di petak keramat, sehingga wasit Drage (Macedonia) memberikan penalti kepada Bali Devata. Ilja yang menjadi algojo sukses memperdaya penjaga gawang Romanovs asal Rusia.
Gol kedua Bali Devata lahir dari sontekan Nyoman ''Rafik'' Armawan pada menit ke-69 atau baru semenit menggantikan Mulky Alifa Hakim. Made Dwi Arya Dana memperbesar kemenangan tuan rumah menjadi 3-0 lewat gocekannya pada menit ke-72. Cendrawasih mempertipis kekalahan melalui bomber Fred Agius yang memperdaya kiper Bali Devata, Ngurah Komang Arya Perdana, pada menit ke-80.
''Kemenangan ini kami persembahkan buat suporter dan masyarakat pencinta bola di Bali,'' ucap Asisten Manajer Bai Devata, Ryan Ishak Tayeb, usai pertandingan. Sementara manajer tim I Made Raymond menyatakan kemenangan diperoleh berkat perubahan formasi yang diterapkan oleh pelatih Willy Scheepers.
"Pada pertandingan ini kami pakai 4-4-2. Di babak pertama tim masih kelihatan kurang padu, namun banyak peluang," jelasnya. Pada laga-laga sebelumnya Bali Devata biasa menggunakan formasi 3-4-3 atau 4-2-3-1. Skema 4-4-2 dicoba setelah Ali Parhizi yang keluar dari tim.
Di kubu Cendrawasih, manajer tim Benny Jensenem mengatakan, wasit memberikan hukuman penalti kepada pasukannya berkat kepintaran pemain Bali Devata berpura-pura jatuh di lapangan.
Sementara itu, Ali Pharizi yang dikeluarkan dari tim bersama Darma Putra karena dinilai tidak memberi kontribusi kepada Bali Devata, menanyakan alasan pemecatan dirinya oleh pelatih. Ali juga tidak mau pindah atau bergabung dengan tim luar Bali. ''Sudah jatuh cinta dengan Bali dan suporter Laskar Dewata,'' kilah pemain asal Iran itu. (022)
Tidak ada komentar: