Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5



Denpasar - Malang dialami Isnaeni (50). Niatanya ingin berlebaran di kampungnya di wilayah kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pupus setelah tubuhnya tertimbun reruntuhan bangunan beton di Jalan Nakula, Kuta, Bali.

"Bapak sebenarnya sekarang ini bekerja mengumpulkan uang untuk bekal berlebaran di kampung," kata Heri Kusyanto (19) anak korban ditemui di Rumah Sakit Umum Pusat RUSP Sanglah, Denpasar, Sabtu (21/08/2010).

Namun nasib berkata lain saat merantau ke Pulau Dewata sebagai kuli bangunan justru harus mengalami peristiwa tragis terkubur di kubangan saat menggali septic tank di sebuah proyek bangunan.

"Tidak ada firasat atau tanda-tanda bapak pergi untuk selama lamanya, hanya sebelum meninggal bapak ingin segera pulang ke rumah agar bisa merayakan hari Idul Fitri bersama keluarga," kata Yanto, panggilan akrabnya.

Yanto merupakan anak kedua dari delapan bersaudara juga ikut merantau bersama ayahnnya hanya saja ia bekerja di sebuah rumah makan. Sementara ibu dan saudara
saudaranya tinggal di Dusun Melik, Desa Parijata Kulon, Kecamatan Srono, Banyuwangi.

Diakui Yanto, ayahnya memang terlihat kelelahan saat bekerja menggali septic tank untuk penampungan air. Isnaeni tewas seketika bersama dua korban lainnya Suhari (30) asal Pakel, Banyuwangi dan Fikri Alias Opik(28) asal Lombok.

Seperti diketahui saat bekerja di sebuah proyek Jumat siang (20/8) mendadak tumpukan bangunan beton bis tempat tandon air runtuh menimpa lima orang kuli bangunan yang sedang bekerja. Dua orang selamat dalam insiden tersebut namun tiga orang lainnya terkubur hidup-hidup.

Ketiganya baru bisa dievakuasi dengan alat berat eskavator sekitar pukul 18.10 Wita dalam kondisi tewas mengenaskan. Hingga siang tadi ketiga jasad masih berada di ruang jenasah RSUP Sanglah.

Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi mengatakan, telah melakukan pemeriksaan luar terhadap ketiga jenasah. "Kami temukan luka terbuka pada pelipis kepala, lecet dan memar pada tubuh serta semua korban mengalami patah tulang," kata Dudut.

Dari gambaran luka yang dialami ketiga korban hampir sama yakni mengalami luka akibat tekanan dan benturan benda keras dan tumpul. Luka ketiga buruh bangunan itu karena luka akibat tekanan. Disinggung kemungkinan ketiga korban mati lemas menurut Dudut hal itu belum bisa dibuktikan.

"Untuk memastikan penyebab kematiannya ya harus dilakukan otopsi, sampai saat ini kami belum menerima permintaan otopsi dari kepolisian atau keluarga," imbuh Dudut. (sumber)

KORAN PANTURA ONLINE

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

1 komentar:


Top